“Keputihan sering kali menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian wanita, terutama ketika jumlah, warna, atau teksturnya berubah. Padahal, keputihan adalah bagian alami dari sistem pertahanan tubuh yang berperan dalam menjaga kesehatan organ intim. Namun, bagaimana cara membedakan keputihan yang normal dengan yang berpotensi berbahaya?”.

Opini Dokter – Memahami penyebab dan tanda-tanda keputihan sangat penting agar tidak salah kaprah dalam menilainya. Jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, keputihan yang tidak normal bisa menjadi indikasi infeksi atau gangguan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kapan keputihan masih dalam batas wajar dan kapan harus segera memeriksakannya ke dokter.
Jenis Keputihan dan Penyebabnya
Keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu keputihan normal dan keputihan abnormal.
Keputihan Normal
Keputihan adalah kondisi alami yang dialami setiap wanita, dengan jumlah, warna, serta tekstur yang bisa bervariasi. Ada yang berbentuk kental dan lengket, ada pula yang lebih cair dan bening.
Biasanya, keputihan mulai terjadi sekitar enam bulan sebelum seorang wanita mengalami menstruasi pertama kali, sebagai akibat dari perubahan hormon. Selain itu, keputihan juga dapat muncul saat menerima rangsangan seksual, menyusui, mengonsumsi makanan tertentu, atau mengalami stres.
Bayi yang baru lahir juga bisa mengalami keputihan, kadang disertai bercak darah. Hal ini terjadi akibat paparan hormon ibu saat dalam kandungan, tetapi biasanya akan hilang setelah sekitar dua minggu.
Keputihan Abnormal
Keputihan yang tidak normal biasanya disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, atau parasit. Infeksi ini dapat bersifat menular maupun tidak menular.
- Infeksi tidak menular, seperti vaginosis bakterialis dan kandidiasis.
- Infeksi menular, seperti penyakit menular seksual (PMS), misalnya klamidia, trikomoniasis, dan gonore.
Selain infeksi, keputihan abnormal juga bisa menjadi tanda adanya kanker pada rahim atau leher rahim.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko keputihan abnormal antara lain:
- Penggunaan pil KB atau obat kortikosteroid
- Diabetes
- Berhubungan seksual tanpa kondom atau dengan banyak pasangan
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat HIV & AIDS
- Iritasi di sekitar vagina
- Penipisan dinding vagina akibat menopause
- Penggunaan sabun berparfum atau sabun antiseptik untuk area kewanitaan
Gejala Keputihan
Keputihan normal memiliki ciri-ciri berikut:
- Tidak berwarna atau berwarna putih
- Tidak berbau menyengat
- Meninggalkan bercak kekuningan pada pakaian dalam
- Konsistensi cairannya dapat berubah tergantung siklus menstruasi
Sedangkan gejala keputihan abnormal meliputi:
- Warna, bau, atau tekstur cairan berubah dari biasanya
- Jumlah cairan meningkat secara signifikan
- Muncul darah di luar jadwal menstruasi
- Disertai gatal, nyeri panggul, nyeri saat buang air kecil, atau sensasi terbakar di area vagina
Warna keputihan dapat mengindikasikan kondisi tertentu:
- Coklat atau bercak darah → Menstruasi tidak teratur atau tanda kanker rahim/leher rahim
- Hijau/kekuningan berbuih → Trikomoniasis
- Kelabu/kekuningan → Gonore
- Putih kental → Infeksi jamur vagina
- Putih/abu-abu/kuning berbau amis → Vaginosis bakterialis
- Merah muda → Peluruhan lapisan rahim pascapersalinan

Diagnosis Keputihan
Untuk menentukan apakah keputihan bersifat normal atau tidak, dokter akan menanyakan riwayat menstruasi, hubungan seksual, dan gejala yang dialami. Pemeriksaan panggul juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi vagina, serviks, dan rahim.
Jika diperlukan, pemeriksaan tambahan yang mungkin dilakukan meliputi:
- Tes pH untuk mengukur tingkat keasaman lendir vagina dan mendeteksi infeksi
- Analisis sampel cairan vagina untuk mendeteksi jamur, bakteri, atau parasit
- Tes PMS untuk mendeteksi infeksi menular seksual seperti gonore, klamidia, dan trikomoniasis
- Pap smear untuk mendeteksi kelainan pada leher rahim
Pengobatan Keputihan
Keputihan normal tidak memerlukan perawatan medis khusus dan dapat dikelola dengan menjaga kebersihan area kewanitaan.
Sementara itu, pengobatan keputihan abnormal tergantung pada penyebabnya:
- Pengobatan Antibiotik untuk infeksi bakteri
- Pengobatan Antijamur untuk infeksi jamur
- Pengobatan untuk trikomoniasis
Jika keputihan disebabkan oleh kanker rahim, dokter mungkin akan menyarankan histerektomi atau tindakan lain yang sesuai.
Komplikasi Keputihan Abnormal
Jika tidak ditangani, keputihan abnormal dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis, seperti:
- Infeksi dan peradangan pada organ reproduksi
- Toxic Shock Syndrome
- Polip serviks
- Kemandulan
- Kehamilan ektopik
- Komplikasi kehamilan, seperti persalinan prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah
Pencegahan Keputihan Abnormal
Untuk mencegah keputihan abnormal, penting untuk menjaga kebersihan area kewanitaan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Membersihkan vagina dengan air hangat dari depan ke belakang setelah buang air kecil/besar dan setelah berhubungan seksual
- Menggunakan pakaian dalam berbahan katun dan tidak terlalu ketat
- Menghindari sabun atau produk kewanitaan berparfum
- Menjaga kebersihan saat menstruasi dengan rutin mengganti pembalut setiap 3–5 jam
- Rutin mengganti celana dalam dan pantiliners
- Menggunakan kondom dan menghindari berganti-ganti pasangan seksual
- Melakukan pemeriksaan kesehatan vagina secara rutin setidaknya setahun sekali
Dengan menjaga kebersihan dan menerapkan kebiasaan sehat, risiko keputihan abnormal dapat dikurangi sehingga kesehatan reproduksi tetap terjaga.
Tips Mengatasi Keputihan
Untuk mengobati keputihan dan menjaga kesehatan area kewanitaan, direkomendasikan mengonsumsi Femmifresh Bharata. Femmifresh mengandung Manjakani dan Daun Sirih, yang memiliki sifat antibakteri dan antijamur untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida serta bakteri penyebab keputihan. Femmifresh Bharata merupakan rekomendasi yang aman dan bebas dari efek samping.

Untuk mendapatkan Femmifresh Bharata, Anda dapat mencari informasi lebih lanjut melalui marketplace terpercaya atau melakukan pencarian di Google.