
Opini Dokter – Jika penyakit asam lambung atau GERD dibiarkan berlangsung lama tanpa pengobatan yang memadai, berbagai komplikasi serius dapat muncul, di antaranya:
1. Luka pada Dinding Kerongkongan
Paparan asam lambung yang terus-menerus dapat merusak dinding kerongkongan, mengakibatkan luka atau tukak. Tukak ini sering kali menyebabkan pendarahan, nyeri, dan kesulitan saat menelan makanan.
2. Penyempitan Kerongkongan
Kerusakan pada dinding kerongkongan akibat iritasi kronis oleh asam lambung dapat memicu terbentuknya jaringan parut. Jaringan ini dapat menyebabkan penyempitan kerongkongan atau esofagus, yang berujung pada kesulitan menelan dan ketidaknyamanan.
3. Esofagus Barrett
Esofagus Barrett adalah kondisi yang terjadi ketika sel-sel di dinding kerongkongan mengalami perubahan akibat paparan asam lambung secara terus-menerus. Kondisi ini merupakan tahap prakanker yang dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker esofagus jika tidak segera ditangani.
Untuk mencegah komplikasi ini, penting untuk mengelola penyakit asam lambung dengan benar melalui perubahan gaya hidup, pengobatan, dan konsultasi rutin dengan dokter.
Diagnosis Penyakit Asam Lambung
Untuk mendiagnosis penyakit asam lambung, dokter akan mengidentifikasi gejala yang dirasakan pasien. Gejala asam lambung dianggap sebagai penyakit jika terjadi minimal dua kali seminggu. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk mengevaluasi tingkat keparahan penyakit dan mendeteksi potensi komplikasi. Beberapa pemeriksaan yang biasa dilakukan antara lain:
- Elektrokardiogram (EKG)
EKG digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit jantung koroner atau serangan jantung, karena gejalanya serupa dengan GERD, seperti nyeri dada. - Gastroskopi
Gastroskopi atau endoskopi bertujuan untuk mendeteksi peradangan pada esofagus (kerongkongan) akibat asam lambung. Dalam pemeriksaan ini, sampel jaringan esofagus akan diambil untuk diperiksa di bawah mikroskop (biopsi). - Manometri esofagus
Tes ini dilakukan untuk memeriksa gerakan otot saat menelan dan mengukur kekuatan otot kerongkongan. - Foto Rontgen saluran pencernaan bagian atas (OMD)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kondisi rongga dan lapisan saluran pencernaan atas. Foto rontgen dapat mengungkap adanya peradangan atau penyempitan pada kerongkongan. - Pengukuran tingkat keasaman (pH) kerongkongan
Pengukuran ini dilakukan dengan memasukkan selang atau kateter ke dalam kerongkongan yang terhubung ke komputer untuk mengukur tingkat keasaman selama aktivitas sehari-hari, seperti makan atau tidur.

Pengobatan Penyakit Asam Lambung
Pengobatan penyakit asam lambung atau GERD dapat dilakukan melalui perubahan gaya hidup, konsumsi obat-obatan, atau prosedur operasi. Berikut penjelasan rinci mengenai masing-masing metode:
1. Perubahan Gaya Hidup
Dokter biasanya merekomendasikan perubahan gaya hidup sebagai langkah awal untuk meredakan gejala GERD. Beberapa langkah yang disarankan meliputi:
- Menurunkan berat badan jika memiliki berat badan berlebih.
- Menghindari makanan dan minuman pemicu, seperti kafein, alkohol, serta makanan pedas dan asam.
- Makan dengan porsi kecil tetapi lebih sering.
- Menghentikan kebiasaan merokok.
- Mengurangi atau membatasi penggunaan obat-obatan tertentu, seperti aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid.
- Menghindari pakaian ketat, terutama di area perut.
- Tidak membungkuk, bersandar, atau berbaring setidaknya tiga jam setelah makan.
- Tidur dengan posisi miring ke kiri atau menggunakan bantal tambahan untuk meningkatkan posisi tubuh dari pinggang ke atas.
2. Obat-Obatan
Berbagai jenis obat dapat digunakan untuk mengatasi gejala asam lambung, antara lain:
- Obat yang Menetralkan Asam Lambung
Obat antasida, seperti Polysilane, Acitral, dan Promag, dapat meredakan gejala dengan cepat. Obat ini tersedia bebas di apotek. - Obat Penurun Produksi Asam Lambung
Obat ini bekerja lebih lambat dibandingkan antasida tetapi memberikan efek yang lebih lama. Selain menurunkan produksi asam lambung, obat ini membantu mengurangi peradangan pada kerongkongan. Contohnya:- Antagonis H2: cimetidine, famotidine, atau ranitidine.
- Penghambat Pompa Proton (PPI): lansoprazole, omeprazole.
- Potassium-Competitive Acid Blocker (PCAB): vonoprazan.
- Obat untuk Mempercepat Pengosongan Lambung
Obat prokinetik membantu mempercepat pengosongan lambung sehingga mencegah isi lambung naik ke kerongkongan. Obat ini harus digunakan dengan resep dokter.
Bagi ibu hamil, terdapat obat maag khusus yang aman dikonsumsi, tetapi penggunaannya tetap perlu konsultasi dengan dokter. Selain itu, obat herbal berbahan alami juga dapat digunakan sebagai alternatif.
3. Operasi
Operasi menjadi pilihan terakhir jika gejala GERD tidak dapat diatasi dengan gaya hidup dan obat-obatan, atau jika sudah terjadi komplikasi seperti penyempitan kerongkongan. Jenis operasi yang tersedia meliputi:
- Operasi Pengikatan Otot LES (Fundoplication)
Prosedur ini dilakukan dengan mengikat bagian atas lambung atau area sekitar otot LES untuk mencegah asam lambung naik. - Pemasangan Alat LINX
Cincin magnetik yang dipasang di sekitar otot LES untuk mengontrol pembukaan otot hanya saat makanan atau minuman melewati kerongkongan. - Endoskopi untuk Penguatan LES
Pada prosedur ini, dokter menggunakan alat khusus dengan kamera untuk menjahit dan memperkuat area LES.
Metode pengobatan yang dipilih disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit, kondisi pasien, serta respons terhadap terapi sebelumnya, sebaiknya Anda menggunakan Obat herbal yang direkomendasikan.
Hexfida Bharata merupakan rekomendasi Obat Asam Lambung yang aman karena terbuat dari 100% bahan herbal, bebas dari efek samping. Hexfida Bharata terbukti efektif membantu mengobati keluhan asam lambung, menurunkan asam lambung tinggi, membantu meringankan gejala sakit maag.

Jika Anda ingin membeli Hexfida Bharata Anda bisa mencari informasi lebih lanjut di Marketplace terpercaya atau melalui pencarian Google.